.jpeg"])
.jpeg)
"HUSNI: PEJUANH TULEN DALAM PROVINSI SULAWESI BARAT Oleh Ahmad M. Sewang Perjuangan mendirikan Provinsi Sulawesi Barat berlangsung di luar episode ketika kami masih bertetangga. Setelah menikah, saya mencari rumah di Griya Fajar Mas, sekitar 10 km dari kediaman Husni Djamaluddin pada tahun 2000. Sejak itu, pertemuan kami tidak seintensif saat masih satu jamaah. Pada waktu itu, saya sedang tekun
menjalani profesi sebagai Asisten II di Program Pascasarjana IAIN Alauddin Makassar. Meskipun terpisah secara fisik, kerja sama kami tetap terjalin erat, terutama ketika gagasan pendirian Provinsi Sulawesi Barat mulai mengemuka pada tahun 2000–2004. Salah satu lembaga yang paling aktif dalam perjuangan itu adalah Sifa Mandar, dan salah satu anggotanya yang paling gigih berjuang adalah Husni
Djamaluddin. Dalam perjuangan ini, segala sesuatu harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak menimbulkan gesekan, khususnya dengan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai wilayah induk. Salah satu syarat pembentukan provinsi baru adalah kesiapan provinsi induk untuk membiayai provinsi baru selama lima tahun pertama. Oleh karena itu, Husni Djamaluddin sangat berhati-hati dalam mengeluarkan
pernyataan. Salah satu yang pernah ia sampaikan kepada saya adalah: > "Kita tidak ingin berpisah dari Sulawesi Selatan, tetapi Sulawesi Barat ibarat anak yang telah dewasa. Sudah saatnya ia mendirikan rumah sendiri, yaitu menjadi provinsi baru." Dalam perjuangan ini, saya sering dilibatkan sesuai dengan bidang keahlian saya, seperti dalam seminar-seminar di berbagai hotel di Makassar.
Seolah ada kesepakatan tak tertulis bahwa dalam setiap kegiatan perjuangan ini, kami akan selalu terlihat bersama. Sebaliknya, dalam kegiatan yang saya inisiasi, Husni pun selalu hadir. Salah satu bentuk kerja sama kami adalah penerjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa Mandar, yang awalnya dilakukan secara kolektif dengan melibatkan Prof. Dr. K.H. Sahabuddin. Mengapa kemudian berubah menjadi
penerjemahan secara individu? Hal ini akan saya jelaskan dalam tulisan berikutnya. Suatu hari, saat saya berkunjung ke rumahnya, Husni membisikkan kepada saya bahwa penyakit yang dideritanya telah memasuki stadium IV. Tak lama setelah itu, ia berangkat ke Jakarta untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Di saat yang sama, perjuangannya mencapai puncaknya: pendirian Provinsi Sulawesi Barat akhirnya
disetujui, menjadikannya provinsi ke-33 di Indonesia. Dalam acara syukuran atas keberhasilan ini, Husni diminta menyampaikan sambutan sebagai salah satu tokoh pejuang. Ia pun dijemput dari rumah sakit dengan kursi roda. Dalam pidato singkatnya, ia menyampaikan pesan yang begitu dalam: > "Provinsi Sulawesi Barat yang kita cita-citakan adalah Provinsi Malabi, yaitu provinsi yang jauh dari
korupsi dan segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan." Usai memberikan sambutan, ia kembali dibawa ke rumah sakit untuk melanjutkan perawatan. Tak lama kemudian, ia menghadap Kekasihnya Yang Maha Abadi dan Maha Pengasih. إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ Sesungguhnya kita berasal dari-Nya dan kepada-Nya pula kita akan kembali. Wassalam, Kompleks
Griya Fajar Mas, 8 Februari 2025"