Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, M.A

"Salah satu keunggulan negara-negara maju adalah semangat mereka dalam mencari tantangan. Jika tidak ada tantangan yang datang, mereka akan menciptakannya sendiri. Bahkan setelah menyelesaikan satu semester, mereka tetap mencari tantangan baru dengan mengadakan stadium general dan berbagai kegiatan akademik lainnya. Hal ini berbeda dengan kebanyakan dari kita, yang cenderung beristirahat dan

bermalas-malasan ketika tidak ada tantangan yang dihadapi. Alhamdulillah, setelah pensiun dan bergabung dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wilayah Sulawesi Selatan, saya berkesempatan bertemu dengan almarhum Mayor Jenderal (Purn.) H. Amin Syam. Dari beliau, saya belajar bahwa seorang pejuang sejati tidak mengenal kata berhenti. Satu-satunya perhentian bagi seorang pejuang adalah ketika malaikat

Izrail datang menjemput, sebagai tanda bahwa tugas di dunia telah usai. Dengan pemahaman itu, setelah menyelesaikan tulisan tentang Mayjen (Purn.) H. Amin Syam, saya langsung melanjutkan tulisan tentang sahabat sekaligus guru saya, Husni Djamaluddin. Tulisan tersebut kini telah rampung dan siap diterbitkan. Saat ini, saya juga telah berbicara dengan putri almarhum H. Fadli Luran, seorang tokoh yang

banyak berjasa dalam mempersatukan umat Islam di Sulawesi Selatan. Beliau termasuk dalam golongan assabiqunal awwalun—para perintis—dalam upaya mempererat ukhuwah Islamiyah di daerah ini. Sayangnya, sejarah perjuangan seperti ini semakin terlupakan. Padahal, sejak awal, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, telah mengingatkan kita melalui ungkapan JAS MERAH—"Jangan sekali-kali

melupakan sejarah." Wassalam, Kompleks GFM, 25 Februari 2025"