Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, M.A

"H. FADLI LURAN: MANUSIA BERWIBAWA DAN DIDENGAR UCAPANNYA by Ahmad M. Sewang Suatu ketika, saat pulang dari tugas di IAIN Cabang Watanpone, saya singgah di kantor DPP IMMIM untuk bersilaturahmi dengan H. Fadli Luran. Dalam pertemuan itu, beliau menyampaikan bahwa Pengajian Aqsha mengalami penurunan setelah saya meninggalkannya. Tampaknya, beliau sangat memperhatikan perkembangan pengajian itu.

Beliau juga mengetahui bahwa saya ditugaskan ke Watanpone atas keputusan petinggi IAIN. Saat saya masih berada di kantornya, beliau langsung menelepon petinggi tersebut, meminta agar saya dikembalikan ke Ujungpandang untuk menghidupkan kembali Pengajian itu. Saya hanya duduk dan mendengarkan, menyaksikan bagaimana ucapannya begitu didengar dan dihormati. Saat itu, saya semakin menyadari betapa besar

kecintaan beliau terhadap agama. Suatu hari, saya bertemu dengan Wakil Rektor II. Ia berbagi pengalamannya saat berkomunikasi dengan H. Fadli Luran. Ia mengaku kagum karena banyak orang, termasuk para petinggi kampus, begitu mendengar ucapan beliau dalam setiap pertemuan. Bahkan, ia berasumsi bahwa mungkin H. Fadli Luran memiliki ilmu batin. Dahulu, dalam kajian sosiologi klasik, jika suatu masalah

tidak ditemukan jawabannya, sering kali dikembalikan kepada Tuhan atau hal-hal gaib. Namun, kini saya mencoba memahami fenomena ini secara rasional. Menurut saya, wibawa dan pengaruh besar yang dimilikinya bukanlah karena hal mistis, melainkan karena ketulusan hatinya. Sebagai seorang tujjar (pengusaha), ia tak hanya sukses dalam dunia bisnis, tetapi juga memiliki kecintaan mendalam terhadap agama.

Keikhlasan itulah yang membuatnya begitu dihormati. Tak lama setelah pertemuan itu, saya menerima surat keputusan Rektor tentang tugas baru di Fakultas Syariah IAIN Alauddin Ujungpandang. Dengan demikian, saya dapat kembali menghidupkan Pengajian Aqsha. Hingga menjelang pensiun, saya tetap bertugas di fakultas yang sama, meneruskan perjuangan yang sempat didukung oleh H. Fadli Luran—sosok yang

wibawanya masih terasa hingga kini. Wassalam, Kompleks GFM, 8 Maret 2025"