.jpeg"])
.jpeg)
"SYEKH YUSUF: MANUSIA LANGKA DARI GOWA by Ahmad M. Sewang Syekh Yusuf al Makassary lahir sebagai manusia langka, Sebagian orang bahkan menganggapnya putra Nabi Khaidir. Sejak kecil, ia tumbuh dalam lingkungan istana, Menjadi ulama besar yang kelak berjuang bersama Sultan Ageng Tirtayasa. Namun, kolonialisme mengasingkan jauh ke luar negaranya, Ia menjalani hidup yang melintasi batas-batas zaman,
Menjadi ulama global jauh sebelum dunia mengenal globalisasi. Penelitian Prof. Nabila Lubis mencatat, ia meninggalkan 23 kitab, Menjadikannya seorang ulama kitābah arau ulama penulis, Sementara ulama sezamannya lebih dikenal sebagai ulama safāwiyah atau ulama tutur. Menyebabkan mereka tak dikenal karena tidak dicatat oleh sejarah. Berbeda dengan Syekh Yusuf, beliau dikaji dan ditelaah oleh para
schoolar Ia juga menyebarkan Islam jauh ke Afrika Selatan, Saat wafat, Raja Gowa, Sultan Abdul Jalil, dirundung duka. Raja meminta jasadnya dipulangkan ke tempat ke lahirannys, Setiap daerah yang dilewati ingin menyimpan bagian dari tubuhnya, Sebagai penghormatan atas jasa besar yang telah ditorehkannya. Karenanya, ia dikenal meninggalkan beberapa makam: Di Afrika Selatan, di Golombo, di Banten, dan
di Lakiung, Gowa, Dari semua jejak yang tertinggal, Syekh Yusuf layak disebut sebagai manusia langka. Seakan ia juga meninggalkan pesan kepada generasi mendatang: "Jika ingin dikenang sepanjang masa, Menulislah, agar ilmumu terus dikaji dan ditelaah. Seperti Syekh Yusuf ia tak pernah berhenti dikaji dan diteliti oleh schoolar. Namun jika ingin dilupakan sejarah, Cukup diam dan biarkan sejarah
meninggalkanmu." Wassalam Kompleks GFM, 10 Maret 2025"