INFORMASI USTADZ

    • Riwayat Pendidikan Strata 3 (S3)
    • Domisili Makassar
    • Profesi Dosen UIN Alauddin Makassar/Muballigh
    • Organisasi UIN
  • PROFIL USTADZ

    Lahir di Pangkajene 16 Desember 1980. Prof. Dr. Mashuri Masri, S.Si., M.Kes. Kami alumni Pesantren Modern IMMIM Putra tamalanrea Makassar. Tahun 1993 kami terdaftar sebagai 10 besar santri berprestasi dalam ujian masuk pesantren. S1 kami di biologi Unhas, setelah selesai S1, kami mengabdikan diri sebagai guru biologi di Pesantren IMMIM Putra Tamalanrea, tetapi karena kesibukan kuliah S2, kami memilih untuk fokus menyelesaikan S2, lalu di tahun berikutnya (2009) kami diterima sebagai Dosen PNS UIN Alauddin Makassar. Dana di tahun 2022 kami tercatat sebagai Professor termuda dan tercepat di UIN Alauddin Makassar dalam usia 41 tahun. Berikut kami uraikan beberapa pengalaman kami, berbagi kepada masyarakat dalam menjelaskan islam dari sudut pandang sains. Membumikan Moderasi Beragama dalam Bingkai Integrasi Keilmuan Islam dan Sains. Jika mengaitkan antara moderasi beragama, integrasi keilmuan islam dan sains yang menjadi distingsi di kementrian agama, maka kita akan sampai kepada hipotesis bahwa keduanya saling memiliki konektivitas. Berangkat dari pengalaman sebagai dosen di Jurusan biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar. Kami berupaya membumikan integrasi keilmuan islam dan sains dalam wujud beberapa tema kegiatan. Tahun 2013, kami merancang tema penelitian yang terinspirasi dari QS. Annisa; 23, tentang daftar perempuan yang haram untuk dinikahi. Dari daftar tersebut, tidak ada kategori sepupu satu kali, dua kali dan seterusnya. Sementara di beberapa budaya masyarakat bugis makassar yang kami amati, pernikahan antar sepupu satu kali, dua kali, itu dilarang. Dua hukum yang berbeda, antara Qur’an dan Budaya. Jika menarik garis keras antara keduanya, kita tidak akan menemukan titik temu. Di sinilah perlunya sikap moderasi beragama, melihat sesuatu secara berimbang. Budaya masyarakat bugis makassar yang melarang pernikahan sepupu, ternyata tidak semuanya terjadi di masyarakat Bugis-Makassar. Dalam pengamatan kami, terdapat beberapa rumpun keluarga Bugis-Makassar yang melakukan pernikahan sepupu. Setelah kami telusuri, rumpun keluarga yang melarang pernikahan sepupu, karena mereka memiliki pesan tak tertulis dari moyang mereka untuk tidak melakukan pernikahan sedarah. Menurut pesan moyang mereka, jika itu dilakukan akan terjadi kecacatan di dalam keturunan. Lain halnya dengan rumpun keluarga yang melakukan pernikahan sepupu. Menurut pesan moyang mereka, tidak menjadi masalah jika pernikahan sepupu dilaksanakan dalam rumpun keluarga mereka. Rezki dalam rumpun keluarga tidak akan terbagi dan tetap berada dalam rumpun keluarga, ini yang menjadi salah satu alasannya. Perbedaan tersebut terjadi dari pesan yang berbeda dari masing masing moyang mereka yang memiliki sudut pandang berbeda. Lantas bagaimana dengan QS. Annisa;23? Kami merancang penelitian dengan melakukan perkawinan sedarah pada mencit. Mengapa mencit? Karena secara fisiologis dan anatomis, mencit dan manusia memiliki kemiripan. Inilah yang menjadi alasan sainstifik, mengapa produk obat, vaksin dan lain-lain yang dirancang untuk manusia, sebelum diaplikasikan ke manusia, harus melewati riset yang dilakukan di mencit dan atau kelinci (Uji pra klinik). Setelah berhasil diujicobakan pada Mencit dengan beberapa kali pengulangan, barulah obat, vaksin bisa diterapkan di manusia. Riset kami mendapatkan jawaban bagaimana pernikahan sepupu tersebut pada mencit. Satu tahun kami melakukan riset ini, dengan menghasilkan empat skripsi. Skripsi yang pertama, menekankan kepada pernikahan sepupu. Skripsi yang kedua menekankan kepada perkawinan tidak sedarah (bukan sepupu ketiga, keempat dan seterusnya). Skripsi yang ketiga menekankan penambahan kunyit dalam makanan untuk perkawinan sepupu, dan Skripsi yang keempat menekankan kepada penambahan kunyit dalam makanan untuk perkawinan tidak sedarah (bukan sepupu ketiga, keempat dan seterusnya). Hasil akhirnya menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perkawinan sepupu dan perkawinan tidak sedarah, ditinjau dari kematian keturunan mereka. Hal yang sama berlaku untuk perkawinan sepupu dan perkawinan tidak sedarah yang ditambahkan kunyit dalam makanannya, tidak ada perbedaan yang signifikan ditinjau dari kematian keturunan mereka. Demikianlah sekilas pengalaman kami, secara kongkret sebagai bentuk manivestasi pengalaman penelitian terintegrasi Islam, sains dan budaya masyarakat Bugis-Makassar. Semoga menjadi solusi problematika moderasi beragama di masyarakat kita. Sains Dan Masa Depan Peradaban Umat Islam Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semua yang terjadi di dunia ini, termasuk pandemi Covid-19, adalah bagian dari takdir yang sudah tertulis di Lauhul Mahfuz, jauh sebelum kita diciptakan sebagai manusia. Mari kita melihat ini sebagai pengingat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Selanjutnya Yang saya bahas salah satunya adalah dengan berwudu yang benar, termasuk membasuh rongga hidung kita. Covid-19 masuk melalui saluran pernapasan, dan dengan membersihkan hidung saat berwudu, kita dapat menjaga kesehatan lebih baik. Virus itu adalah makhluk ciptaan Allah yang ukurannya sangat kecil, membuatnya mudah bergerak dan bermutasi. Karena itu, para ilmuwan mengatakan virus selalu berubah. Penelitian saya menunjukkan bahwa, yakinlah, Covid-19 atau virus lain bisa muncul kembali di masa depan besar kemungkinan akan kembali lagi. Bagaimana cara kita, umat Islam, menghadapinya ? Salah satunya adalah dengan tetap berwudu dengan baik, membasuh rongga hidung sebanyak 3 kali hingga benar-benar bersih, seolah-olah seperti orang yang hampir tenggelam. Sensasi pusing itu sebenarnya adalah sinyal bahwa tubuh kita sedang memproduksi antibodi untuk melawan zat-zat asing seperti virus dan bakteri yang masuk melalui rongga hidung. Sebagai umat Islam, kita berwudu minimal lima kali sehari sebelum salat wajib , belum lagi ketika melakukan shalat sunnah. Islam sangat saintifik, dan ini terbukti dalam berbagai hal, termasuk penelitian saya mengenai produksi anti bakteri, yang membawa saya mendapat beasiswa ke Monash University Melbourne Australia pada tahun 2019. Saya terinspirasi dari hadis Bukhari tentang lalat yang menyebutkan bahwa jika ada lalat yang jatuh ke dalam minuman, kita harus menenggelamkannya sepenuhnya karena salah satu sayapnya mengandung racun dan sayap lainnya mengandung obat penawar. Dari inspirasi ini, saya melakukan penelitian dan mengumpulkan lima jenis lalat, mengambil sayapnya, dan menemukan bahwa memang ada banyak bakteri di sayap lalat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan obat yang akan digunakan untuk menyembuhkan penyakit penyakit yg disebabkan oleh lalat. Ketika saya mempresentasikan penelitian ini di Monash University Melbourne, seorang dosen bertanya kepada saya, saking tidak perncaya akan penelitian saya, beliau bertanya sampai dua kali, “is It really in your second holy book of hadith?”. Apakah benar ini ada dalam kitab kedua umat Islam, yaitu hadis?" Saya jawab “ya” itu ada di dalam kitab suci kami yang kedua. Dia kemudian melanjutkan dengan mengatakan Islam is so scientific. Lalu saya yang balik bertanya ke beliau, mengapa mengatakan Islam is so scientific, beliau kemudian mengatakan bahwa sampai sekarang lalat masih tetap hidup, tidak punah, walaupun di dalam tubuhnya mengandung jutaan bakteri, tetapi ternyata di dalam tubuhnya ada penawar (obat) untuk bakteri tsb, sehingga lalat masih hidup sampai sekarang, dan itu dijelaskan secara detail di dalam hadis. Penelitian saya yang terbaru, alhamdulillah, baru saja mendapat dukungan dana dari Jakarta. Kami sedang fokus pada masalah sampah di TPA Antang, khususnya tentang meningkatnya limbah popok bayi, baik laki-laki maupun perempuan. Di sana, saya melihat banyak sekali popok yang menjadi salah satu penyumbang besar sampah di Kota Makassar. Di sisi lain, saya juga menemukan masalah lain: keretakan pada banyak bangunan. Dari pengamatan ini, saya kemudian berpikir, bagaimana jika kedua masalah ini bisa dikombinasikan? Limbah popok yang menumpuk dan bangunan yang rentan retak mungkin bisa saling melengkapi. Setelah mempelajari teori yang relevan, saya menemukan bahwa dalam kandungan popok yang berisi urin, ternyata terdapat zat yang berpotensi memperkuat struktur material bangunan. Saya kemudian berpikir, popok apa yang paling bagus saya gunakan?Alhamdulillah melalui hadis saya dapat jawabannya, bahwa urine bayi perempuan yang hanya mengkonsumsi air susu ibu (ASI) termasuk najis sedang, sementara urine bayi laki laki termasuk najis ringan. Dari hadis ini, kemungkinan bakteri pada urine bayi perempuan lebih banyak dibanding bayi laki laki. Inilah yang sedang kami teliti lebih lanjut: memanfaatkan limbah popok bayi perempuan sebagai campuran material bangunan yang dapat memperkuat dan memperbaiki keretakan pada dinding dan struktur lainnya. Hasil dari penelitian ini masih dalam proses dan InsyaAllah akan saya laporkan bulan Desember tahun ini. Demikian yang bisa saya sampaikan. Apabila ada kekeliruan, mohon dimaafkan. Kebenaran datang dari Allah SWT. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Link Ceramah

    Link ceramah ustadz tidak tersedia.

  • Undang Ustadz